Pengertian Anggaran Tenaga Kerja Langsung

1. Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Secara  struktural,  anggaran  tenaga  kerja   harus   sesuai   dengan   struktur rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan  biaya  dan  jam  kerja  langsung  menurut  tanggung  jawab,  menurut  waktu,  dan  menurut  produk. Apabila  waktu  kerja  standar  dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan cara yang  sehat  yang  mungkin  dapat  diterapkan  sehingga  penyusunan  budget  tenaga  kerja dapat dengan mudah dilaksanakan.
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari  pengawasan  langsung.  Banyak perusahaan   mengembangkan standar-standar  kerja  yang  realistis  untuk banyak aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil  sebenarnya  dan  dilaporkan  setiap hari.
Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam standar untuk produksi sebenarnya
3. Selisih waktu
Disamping   biaya   kerja   langsung  sehari-hari,  kadang  laporan  juga  dibuat bulanan.  Di  dalam  laporan  ini  harus  menyajikan  imformasi  yang  sebenarnya, menurut  tanggung  jawab  mengenai  kerja  langsung  yang  dibandingkan  dengan   standart-standart yang telah ditetapkan. Laporan ini dimaksudkan manajemen untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen  untuk  melakukan  efisiensi  operasi  yang  lebih  tinggi.  Laporan  pelaksanaan  kerja  langsung  dapat   berupa:
1. Laporan-laporan tersendiri  2. Dimasukkan dalam laporan departemen

2. Perencanaan Upah Tenaga Kerja Langsung
Pada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan pas biaya yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Budget tenaga kerja harus  dikembangkan  menurut jam kerja langsung dan biaya kerja langsung dan juga harus dikembangkan menurut   tanggung  jawab  dan  menurut  priode  antara,  hal,  ini  penting  untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Banyak  perusahaan mengembangkan  label- label   tenaga   kerja   sebagai   cara   untuk   membantu   dalam   merencanakan dan mengendalikan  seluruh upah tenaga kerja. Dan perusahaan juga harus menetapkan  sistem upah yang digunakan, dibawah ini ada beberapa sistem upah, yaitu:
1. Sistem upah harian
2. Sistem upah perpotong
3. Sistem upah bonus

Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi suatu jumlah untuk satu hari  kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standart dan oleh karena  sistem  upah  harian  sama  dengan  sistem  upah  per  jam.  Sistem  upah perpotong   berdasarkan   jumlah   upah   dari  pada   jumlah   barang   produksi  yang diproduksi karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut  hasil  kerja  nyata. Dalam   sistem   upah   bonus   setiap   karyawan   dibayar   secara   harian   didalam memproduksi  sejumlah  minimum  tertentu,  dan  untuk  jumlah  diatas  minimum   karyawan menerima tambahan kompensasi berupa bonus yang biasanya  menurut  jumlah  potongannya.  Dari  penjelasan  dari  sistem  upah  ini,  jelaslah  sistem  upah  perpotonglah yang sesuai dengan atau untuk budget tenaga kerja.
Disamping  mengenai  sistem  upah,  laporan  produksi  yang  dibuat  didalam  pabrik  harus  menunjukkan  dan  menggambarkan  banyaknya  jumlah  barang  yang  diproduksi  atau  unit  yang  diproduksi  dalam  satu  hari  atau  jam.  Dalam  laporan  tenaga kerja harus menunjukan ongkos tenaga kerja produk  itu,  sehingga  ongkos persatuan  tenaga  kerja  dapat  dengan  segera  ditentukan.  Namun  perlu  diketahui bahwa dalam penyusunan Budget tenaga kerja perlulah kiranya kita membuat suatu perencanaan  waktu  kerja  standart.  Di dalam perencanaan waktu kerja standart ada  empat macam rancangan yang umum digunakan, diantaranya adalah:
1.  Studi-studi waktu dan gerak
Di   dalam   studi   ini   di   analisa   kerja   yang   dibutuhkan   suatu   produk   (per departemen)   dengan   memperinci   sederetan   operasi   atau   aktivitas.   Pada umumnya  analisa  ini  dilakukan  oleh  para insinyur. Hasil dari analisa ini dapat digunakan  sebagai  dasar input dasar guna pengembangan kebutuhan-kebutuhan jam    kerja    langsung    untuk    memenuhi    kebutuhan    produksi    yang    telah direncanakan.  Studi  ini  umumnya  merupakan  pendekatan  kearah  penetapan   waktu kerja standart
2.  Biaya standart
Penelahaan   seksama   jam   kerja   langsung   pada   dasarnya   harus   dilakukan mengingat  didalam  akuntansi  biaya  digunakan  biaya-biaya  standart.  Didalam  biaya standart, penyimpangan-penyimpangan pasti terjadi.  Dan  penyimpangan  tersebut harus dibudgettir dari jam-jam kerja standart yang dimasukkan  dalam  rencana laba tahunan.
3.  Penaksiran langsung oleh pengawas
Untuk melakukan penaksiran ini pengawas harus bertumpu pada:
a. Pertimbangan
b. Pelaksanaan oleh departemen yang dilaporkan dari priode berjalan
c. Bantuan dari pengawas.
4.  Taksiran-taksiran statistik oleh kelompok staf
Pendekatan ini sering digunakan untuk departemen  produksi  yang  menghasilkan  produk lebih dari satu Rasio historis jam kerja langsung terhadap sesuatu ukuran produksi fisik dihitung dan kemudian  disesuaikan  dengan  perobahan-perobahan yang direncanakan dalam pusat tanggung jawab  itu.  Kebenaran  perhitungan  ini tergantung  pada  kebenaran catatan-catatan biaya. Kelemahan metode ini ialah  pemborosan-pemborosan diwaktu lalu diproyektir kewaktu akan datang.
Dari   rancangan   diatas,   walaupun   suatu   metode    praktis    untuk    suatu departemen  belum  tentu  praktis  untuk  departemen  lain.  Jadi  prosedur-prosedur perlu   diperbaiki   terus   menerus   dan   prosedur   baru   yang   lebih   praktis   harus digunakan.

3. Tarif tenaga kerja langsung
Jika mungkin untuk mengaitkan jumlah produksi dengan jam kerja langsung dan terhadap rencana tarif upah untuk tiap departemen produksi, maka perhitungan biaya  kerja  langsung  hanya  menyangkut  perkalian  satuan  dengan  yang  lainnya. Dalam suatu perusahaan tertentu mungkin terdapat satu departemen  produksi  atau  lebih dimana pendekatan langsung ini lebih praktis penggunaannya.
Penentuan  tarif upah langsung rata-rata dalam suatu departemen produksi atau  pusat  biaya  tertentu biasanya tidak menimbulkan suatu problema yang gawat. Ancangan demikian yang dipilih menaksir tarif-tarif dengan jalan menghitung tenaga kerja langsung di departemen ini dan tarif upah mereka yang diharapkan. Kemudian menghitung rata-ratanya.
Suatu  pendekatan  yang  kurang  cermat  terhadap  suatu  penentuan  rasio historis antara upah yang dibayar dengan jam kerja langsung yang dikerjakan  di departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang  telah  berubah  atau  memang diharapkan berubah. Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata  yang  didasarkan  pada  data  historis  hanya  berguna  untuk  perencanaan  waktu yang akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.
Dalam   beberapa   hal,   besar   departemen,   diversivitas   pekerjaannya,   dan variasi-variasi  dalam  upah  per  jam dapat berbeda, sehingga departemen ini harus dibagi lebih lanjut menjadi pusat-pusat biaya. Kemudian untuk rnasing-masing pusat biaya harus direncanakan taksiran kerja langsung dan tarifupah rata-rata tersendiri. Jika departemen akuntansi biaya menggunakan sistem harga pokok standart, maka  tarif  upah  standart  yang  digunakan untuk hal ini (penyusunan budget tenaga  kerja)  akan  tetapi  kita  perlu membudgetir selisih-selisih tarif upah tertentu antara kelonggaran-kelonggaran perencanaan budget.

        Pada setiap perusahaan tentu saja ada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan yang selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan mesin-mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia, meskipun mesin-mesin jaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis.
        Anggaran tenaga kerja seperti halnya anggaran bahan mentah, hanya merencanakan unsur tenaga kerja langsung. Dan seperti halnya anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja selalu dikaitkan dengan anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya. Perencanaan tenaga meliputi aspek yang luas sekali, sehingga perlu diperhitungkan secara matang oleh pemimpin perusahaan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain adalah:

1.    Kebutuhan tenaga kerja
2.    Pencarian atau penarikan tenaga kerja
3.    Latihan bagi tenaga kerja baru
4.    Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
5.    Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
6.    Pengawasan tenaga kerja

        Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan khusus umumnya mudah dicari di Indonesia ini. tetapi unutk mencari tenaga kerja yang baik di salah satu bidang khusus, seperti tenaga teknis dan manajerial harus diperoleh secara khusus pula. Untuk mereka, perusahaan tidak segan-segan menyediaka perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap. Beberapa perusahaan besar bahkan mendapatkannya dengan melalui kaderisasi, umpamanya dengan penawaran beasiswa yangh mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja, sebetulnya tidak hanya timbul pada saat tenaga kerja iti digunaka, akan tetapi ada sebelum tenaga kerja itu siap.

        Seleksi tenaga kerja dilakukan denga berbagai cara. Selain diadakan uji tertulis dan lisan, juga diadakan psychotest, untuk mengetahui secara pasti siapa yang paling cocok untuk bidabg pekerjaan yang tersedia. Tujuan seleksi tenaga kerja khususnya adalah untuk mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai potensi untuk berkembang. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman selain mahal “harga”-nya juga ada kemungkina bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada

        Pelatihan atau training biasanya diberikan pada tenaga kerja baru. Pelatihan ini dapat diverikan oleh internal perusahaan atau bisa juga oleh lembaga khusus yang memberikan secara bersama-samadengan para tenaga kerja baru di perusahaan lain. Pelatihan bisa dilakukan di lingkunga kantor/perusahaan, atau di luar perusahaan.

        Sesudah selesai masa latihan, maka tenaga kerja siap untuk ditempatkan. Potensi masing-masing tenaga kerja dan jabatan yang tersedia bermacam-macam sehingga perlu adanya evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi mereka.

        Semua aspek di atas tidak hanya berlaku pada satu tingkatan saja, tetapi pada semua tingkatan jabatan dalam perusahaan. Sehingga jelaslah bahwa biaya tenaga kerja merupakan komponen yang cukup besar bagi harga produk barang yang dihasilkan.

0 Response to "Pengertian Anggaran Tenaga Kerja Langsung"

Posting Komentar